14 Cara Agar
Hidup Bahagia dan Semangat
1.
Tidak bangga (ujub) dengan perkataan/perbuatan baik yang kita lakukan.
Sebaliknya, kita harus meyakini orang lain lebih baik dari kita. Katakanlah
dengan hati / lisan kita : Orang lain lebih baik daripada saya. Setiap orang
memiliki kelebihan yang tidak kita miliki. Orang yang hari ini berlumuran dosa, bisa jadi esok lebih baik
dari kita. Dengan perasaan seperti ini, kita akan selalu merasa senang /
bahagia bertemu dengan siapapun.
2. Niat karena
Allah dalam beramal. Tidak ingin / suka / butuh - pujian / penghormatan
/ penghargaan / popularitas . Segala pujian dikembalikan kepada Allah. Tidak
menunggu ucapan terima kasih/balasan atas perbuatan baiknya. Berbuat baik bukan
karena takut celaan manusia. Tetap berbuat baik meski mendapat celaan dari
manusia. Tidak ikhlas akan menimbulkan kekecewaan dalam jiwa.
3.
Mengucapkan dzikir, doa, dan kalimat positif, dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Arab, dalam
hati. Bisa dimulai dengan sering menyebut Laa ilaaha illalloh dalam hati. Keinginan maksiat berawal dari hati.
Bila hati sering dzikir/doa/kalimat positif maka otomatis keinginan maksiat
tidak muncul. Keinginan maksiat menimbulkan kegelisahan / penderitaan dalam jiwa
seseorang.
4. Mengucapkan dzikir, doa, dan kalimat
positif, dalam bahasa Indonesia dan/atau
bahasa Arab, dengan lisan, untuk mendapatkan kenikmatan iman / kebahagiaan
jiwa.
5. Tadabbur
alqur’an : membaca terjemahan alqur’an, membaca alqur’an, menghayatinya, mengingat-ingatnya,
dengan lisan, untuk mendapatkan
kenikmatan iman / kebahagiaan jiwa dan meningkatkan iman.
6. Shalat
awal waktu, untuk menstabilkan iman. Allah menjanjikan kebahagiaan bagi orang-orang
yang beriman.
7.
Suka memberi infak dan hadiah, agar tidak cinta harta. Kecintaan kepada harta
menimbulkan rasa takut akan kehilangan harta.
8.
Belajar sepanjang hari, agar terhindar dari kesia-siaan waktu (termasuk hari
Sabtu/Minggu/hari libur). Belajar bisa dalam bentuk membaca kembali catatan
pelajaran, meringkas, mengingat-ingat, mengucapkan, mengerjakan soal-soalnya,
atau mempelajari pokok bahasan baru. Menyia-nyiakan waktu menyebabkan pikiran
kemana-mana, dan akhirnya menimbulkan rasa cemas akan keadaan hidup kita di
masa akan datang.
9.
Puasa sunnah, agar lebih bisa mengendalikan hawa nafsu. Hawa nafsu yang tidak
terkendali menimbulkan kegelisahan jiwa.
10.
Shalat tahajud, agar tergolong orang-orang yang shaleh. Orang-orang yang shaleh
pasti bahagia hidupnya di dunia dan di akhirat.
11.Taat
kepada pemimpin, kecuali bila disuruh berbuat maksiat. Ketidaktaatan bersumber
dari kesombongan diri dan ketidakmampuan mengendalikan keinginan pribadi.
Akibatnya hidup menjadi rumit. Bila pemimpin bermusyawarah sebelum memberikan
perintah tentu lebih baik, tetapi tidak semua hal harus dimusyawarahkan.
12.Menjaga
wudhu semampunya. Dengan menjaga wudhu menjadi lebih berkeinginan beramal
shalih dan enggan berbuat maksiat.
13.Kita
sudah memahami bahwa berbuat baik dan
tidak berbuat maksiat
akan menimbulkan kebahagiaan pada
diri seseorang. Karena itu, agar orang lain juga bahagia, maka kita harus punya
kemauan kuat untuk mengajak / memerintahkan kebaikan dan mencegah kemaksiatan /
kemunkaran. Kita akan makin bahagia bila orang lain bahagia dengan perantaraan
kita.
14.Tulislah
apa yang ingin kita kerjakan meskipun mungkin sebagian tidak terlaksana. Bila
ada hal-hal tertentu yang harus terlaksana, maka berdoalah agar Allah menolong
kita. Hiduppun menjadi lebih bersemangat karena kita terus beraktifitas.
^_^... semangaat
ReplyDelete